Warga Keluhkan Pengerjaan Proyek Betonisasi

Warga Keluhkan Pengerjaan Proyek Betonisasi

CIREBON – Arus lalu lintas yang melewati Pasar Pabuaran menuju Ciledug tersendat di sekitar lampu merah Pasar Pabuaran. Bahkan, antrean kendaraan terlihat begitu semrawaut karena harus berhenti di tengah-tengah lampu merah, menunggu giliran melintas. Kendaraan yang tersendat umumnya datang dari RSUD Waled, Babakan Gebang, serta dari arah Karangwareng yang hendak menuju Ciledug. Maklum, jalur ke Ciledug sedang dalam pengerjaan. Di sana terpampang papan pengumuman jika proyek pengerjaan adalah peningkatan jalan dengan anggaran sekitar Rp857.300.00 selama 120 hari kerja. Total, bidang yang akan dikerjakan adalah betonisasi dengan panjang 125 meter dan lebar jalan sekitar enam meter. \"\"Sayangnya, pengerjaan proyek tersebut minim sosialisasi sehingga tidak sedikit pengendara atau pengguna jalan yang mengeluh. Sebab, pihak pengembang tidak menempatkan rambu dan pemberitahuan ada proyek pengerjaan jalan. “Kalau ada rambu pasti kita turuti. Siapa juga yang mau terjebak macet? Harusnya rambu-rambu tidak hanya di lokasi saja, tapi beberapa kilometer harus sudah ada. Itu supaya kita punya pilihan lewat jalur alternatif,” ujar Sambudi, warga Desa Jatiseeng ketika berada di sekitar Pasar Pabuaran. Selain itu, proyek peningkatan tersebut minim sosialisasi. Sehingga, tidak sedikit pelaku usaha yang kaget dan dikhawatirkan rugi akibat pelaksanaan proyek tersebut. Sala satunya Suyanto, pelaku usaha kuliner yang berada persis di jalur yang akan diperbaiki. Dia mengatakan, proyek tersebut minim sosialisasi, padahal waktu yang diperlukan cukup lama dan menyita waktu. “Kita tidak tahu. Tiba-tiba Sabtu malam (9/9) ada pengerjaan jalan. Yang kena dampak pasti pelaku usaha kuliner. Banyak pelanggan yang memilih tidak lewat jalur ini karena macet. Apalagi kalau nanti sudah mulai pengecoran,” bebernya. Sementara itu, Tokoh Masyarakat Cirebon Timur, Adang Juhandi meminta agar pengerjaan proyek tersebut sesuai dengan spesifikasi agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakat. “Harus diawasi bersama. Mudah-mudahan hal tersebut bisa membuat seimbang pembangunan yang selama ini dianggap timpang di wilayah timur,” ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: